Rabu, 08 Juni 2011

KASIH DAN CINTA DALAM ISLAM


Kasih dan Cinta dalam Islam


Jon Moffet - My Life



“Syair Arab menyebut, apabila seseorang yang
bercinta di tanya, “Apakah kau menyintai atau
sedang bercinta dengannya?”, maka
dijawabnya, “Oh, tidak…kawan sahaja atau apa
sahaja alasannya,” Ketahuilah dia seorang
pasangan KAZZAB (penipu)”
______________________________________

“…Rasa hormat adalah asas penting menjalin
hubungan cinta yang suci sesuai dengan aturan
Allah swt. Hormat kepada perintah Allah, ajaran
Rasul serta hormat ke atas hak dan maruah di
antara pasangan amat dititik beratkan ke arah
satu hubungan yang berkekalan.

Seorang lelaki yang jujur terhadap cinta dan kasih

sayang yang terjalin terhadap seorang wanita
tidak sewenang-wenangnya menyentuh tangan
wanita atau memegang erat tubuhnya. Wanita
bukannya objek yang boleh diperalatkan.

Jika ini terjadi, seorang wanita perlu berfikir,
apakah pasangan seperti ini mampu melindungi
dan menjaga maruahnya apabila berkahwin
nanti?

Jika hari ini haknya tergadai kerana seorang yang
dinamakan kekasih, apa kesudahan yang bajal
berlaku satu hari nanti?…”
______________________________________

Istilah cinta amat popular dan menjadi satu
ungkapan setia di bibir-bibir remaja yang
menganggapnya satu kalimah suci dan bererti.

Ada yang berbangga memiliki seorang kekasih
yang setia dan mula memasang angan-angan
untuk mendirikan rumah tangga bersama
pasangan pilihan.

Fanomena ini berlanjutan dari bangku sekolah
lagi malah adakalanya membawa kepada
sesuatu di luar jangkauan

Cinta perlu
difahami. Semestinya seorang remaja
perlu memahami kehendak dan definisi yang
tepat.

Tanya pada diri, sama ada cinta hanya sekadar
gelojak perasaan serta rasa tertarik antara satu
sama lain cukup untuk menjelaskan maksudnya?

Di dalam artikel bertajuk Hakikat Percintaan
Dalam Islam, rasa hati yang dinamakan cinta
merupakan satu perasaan yang semulajadi di
alami oleh setiap insan baik muda mahupun tua.

Allah telah menganugerahkan manusia naluri
untuk meneruskan keturunan (salah satunya,
menyukai pasangan berlainan jantina) atau
dikenali dengan gharizah Al-Nau’.

Ini merupakan salah satu naluri manusia dari yang
tiga iaitu gharizah Al-baqa’ (naluri untuk
meneruskan kehidupan dan mempertahankan),
gharizah Al-Tadayyun (naluri untuk menyembah
dan beragama) dan gharizah Al-Nau’.

Jadi adanya perasaan itu sememangnya sudah
fitrah manusia dan perkara ini wajar dan tidak
haram di
sisi Islam.

Dalam keadaan ini, manusia perlu memahami
kedudukan cintanya dan ke mana hala tuju
seterusnya.

Malangnya remaja hilang punca dan meletakkan
satu kesimpulan yang mudah tentang hakikat
cinta.

Cinta perlu difahami sebagai satu rasa kasih
sayang yang penuh rasa hormat, tanggungjawab,
kesetiaan, komitmen, keikhlasan, bermaruah dan
ada matlamat.

Jika ciri-ciri ini tidak ada dalam apa yang
dikatakan sebagai cinta, maka hubungan
sedemikian sekadar satu permainan dan kepura-
puraan sahaja.

Konsep cinta dalam Islam meletakkan satu aturan
yang sistematik dan teratur tanpa mengabaikan
hubungan antara manusia dan Allah.

Atas dasar ini, Islam meletakkan cinta pada satu
kedudukan yang bermaruah dan bernilai baik bagi
pihak lelaki dan perempuan.

Ke mana hala tujunya destinasi cinta remaja?
Adakah setakat mengisi usia remaja dan
adakalanya putus di tengah
jalan?

Mungkin destinasi cinta remaja yang diingini lebih
kepada konsep ala Barat yang disifatkan penuh
romantis dan indah.

Mulianya cinta berlandaskan Islam kerana cinta
yang dibina bermatlamat. Kerana ingin mendapat
kasih sayang tuhan, manusia sedia berkongsi
rasa cinta dan kasih sayang sesama insan.

Kerana inginkan kasih sayang tuhan jualah,
masing-masing ingin selamat-menyelamatkan
antara satu sama lain dari segi hubungan dan
kehidupan di dunia untuk mengejar sesuatu yang
abadi di akhirat.

Cinta yang dibina bukan cinta kosong tetapi cinta
yang punya pengertian yang luhur dan hanya
dapat dirasakan dengan jiwa yang bersih yang
sentiasa mencari tuhan

Minggu, 05 Juni 2011

BAGAIMANA CARA MEMBAHAGIAKAN ORANG TUA ?










Ustad Menjawab
Bagaimana Cara Membahagiakan Orang Tua?

Pertanyaan:

ASSALAMU’ALAIKUM Wr Wb, Pak Ustadz, gimana cara membahagiakan orang tua, sedangkan kita belum punya sesuatu untuk membahagiakannya?

Jawaban:

Dengan penuh cinta dan kasih sayang, kedua orang tua merawat dan membesarkan anak-anaknya. Mereka berusaha dan bekerja sekuat tenaga, agar anak-anaknya hidup bahagia. Apapun akan dilakukan untuk mewujudkan keinginannya tersebut.

Panas dan hujan, bahkan badai pun diterjang demi kebahagiaan anak permata hatinya, tanpa mengharapkan pamrih apapun.
Itulah orang tua. Orang yang paling berjasa dalam kehidupan manusia. Tidak dapat dibayangkan jika Allah SWT tidak memberikan rasa kasih sayang di dada orang tua, mungkin kehidupan manusia ini akan sangat menderita. Karena itulah agama memerintahkan untuk menghormati kedua orang tua, bahkan menempatkannya setelah perintah untuk tidak menyekutukan Allah SWT.

Allah SWT berfirman, ’’Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang tua ibu-bapak,’’ (QS Al-Nisa’: 36).

Alquran membersamakan perintah untuk menyembah Allah SWT dan perintah untuk berbuat baik kepada orang tua. Terlihat jelas kewajiban menghormati dan patuh kepada kedua orang tua menempati kedudukan yang sangat tinggi, melebihi yang lainnya selain kewajiban beriman dan menyembah Allah SWT (Tafsir as-Showi, juz I, hal 290). Terutama ibu yang telah membesarkan anak-anaknya dengan penuh kepayahan dan kesusahan.

Allah SWT berfirman, ’’Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya. Ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula),’’ (QS Al-Ahqaf: 15)

Lalu bagaimana cara membahagiakannya? Terkadang kita berpikir bagaimana cara kita dapat membalas jasa kebaikan yang telah diberikan kedua orang tua kita, karena mereka telah membesarkan kita dan selalu menjaga kita, serta selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Sementara itu kita merasa belum memiliki sesuatu yang dapat diberikan kepada mereka.

Pengorbanan Kecil

Mungkin beberapa hal ini bisa kita lakukan, sebuah pengorbanan kecil menurut Asy-Syaikh Muhammad Jamil Zainu yang dapat kita berikan namun dapat membuat orang tua kita bahagia, minimal kita dapat memulainya dari sekarang.

1. Berbicaralah kepada kedua orang tua kita dengan adab, dan janganlah mengucapkan ’’Uh..’’ kepada mereka, jangan hardik mereka, berucaplah kepada mereka dengan ucapan yang mulia.

2. Selalu taati mereka berdua di dalam perkara selain maksiat, dan tidak ada ketaatan kepada makhluk di dalam bermaksiat kepada Sang Khalik.

3. Lemah- lembutlah kepada mereka, janganlah bermuka masam serta memandang mereka dengan pandangan yang sinis.

4. Jagalah nama baik, kemuliaan, serta harta mereka. Janganlah mengambil sesuatu tanpa seizin mereka.

5. Kerjakanlah perkara-perkara yang dapat meringankan beban mereka meskipun tanpa perintah. Seperti melayani mereka, belanja ke warung, dan pekerjaan rumah lainnya, serta bersungguh - sungguhlah dalam menuntut ilmu.

6. Bermusyawarahlah dengan mereka berdua dalam seluruh kegiatan kita. Dan berikanlah alasan jika kita terpaksa menyelisihi pendapat mereka.

7. Penuhi panggilan mereka dengan segera dan disertai wajah yang berseri dan menjawab, ’’Ya ibu, ya ayah.’’

8. Muliakan teman serta kerabat mereka ketika kedua orang tua kita masih hidup, begitu pula setelah mereka telah wafat.

9. Janganlah engkau bantah dan engkau salahkan mereka berdua. Santun dan beradablah ketika menjelaskan yang benar kepada mereka.

10. Janganlah berbuat kasar kepada mereka berdua, jangan pula kita angkat suara kita kepada mereka. Diamlah ketika mereka sedang berbicara, beradablah ketika bersama mereka.

11. Bantulah ibu di rumah. Dan jangan pula kita menunda membantu pekerjaan ibumu.

12. Janganlah kita pergi jika mereka berdua tidak mengizinkan, meskipun itu untuk perkara yang penting. Apabila kondisinya darurat, maka berikanlah alasan ini kepada mereka, dan janganlah putus komunikasi dengan mereka.
13. Jangan makan dulu sebelum mereka makan, muliakanlah mereka dalam (menyajikan) makanan dan minuman.

14. Janganlah kita berdusta kepada mereka, dan jangan mencela mereka jika mereka mengerjakan perbuatan yang tidak engkau sukai.

15. Jangan kita utamakan istri dan anak kita di atas mereka. Mintalah keridhaan mereka berdua sebelum melakukan sesuatu, karena ridha Allah tergantung ridha orang tua. Begitu juga kemurkaan Allah tergantung kemurkaan mereka berdua.

16. Jangan kita duduk di tempat yang lebih tinggi dari mereka. Jangan kita julurkan kaki kita di hadapan mereka karena sombong.
17.Jangan kita menyombongkan kedudukan kita di hadapan mereka, meskipun kita seorang pejabat besar. Hati-hati, jangan sampai kita mengingkari kebaikan-kebaikan mereka berdua atau menyakiti mereka walaupun dengan hanya satu kalimat.

18. Jangan pelit dalam memberikan nafkah kepada kedua orang tua sampai mereka mengeluh.

19. Banyaklah berkunjung kepada kedua orang tua, dan persembahkan hadiah bagi mereka.

20. Jika kita meminta sesuatu kepada mereka, mintalah dengan lembut dan berterima kasihlah jika mereka memberikannya. Dan maafkanlah mereka jika mereka tidak memberimu. Janganlah banyak meminta kepada mereka, karena hal itu akan memberatkan mereka berdua.

Itulah beberapa hal yang dapat kita lakukan yang insya Allah bisa membahagiakan kedua orang tua kita. Wallahu a’lam bisshawwab. (A15-15)SUARA MERDEKA-SEMARANG